Sumber gambar: google.com
AQIQAH AL HILAL – Sebagai orang tua atau orang dewasa yang berinteraksi dengan anak-anak, kita sering kali lupa bahwa kata-kata memiliki kekuatan besar. Dalam kondisi lelah, marah, atau frustrasi, terkadang kita melontarkan kalimat yang mungkin terdengar sepele bagi kita, namun bisa menjadi luka mendalam bagi anak. Luka yang tak terlihat oleh mata, tapi membekas di hati dan terbawa hingga dewasa. Tapi, tahukah Ayah/Bunda, kalimat menyakitkan yang tak kasat mata itu memberkas dan memberikan luka yang tak selalu nampak?
Anak-anak Mengingat Lebih Dari yang Kita Kira
Berbeda dengan orang dewasa yang bisa memproses emosi dengan logika, anak-anak masih membangun persepsi tentang dunia dan tentang diri mereka sendiri berdasarkan apa yang mereka dengar, terutama dari orang terdekat: orang tua.
Ketika anak sering mendengar kalimat negatif atau menyakitkan, hal itu bisa memengaruhi:
- Rasa percaya diri
- Harga diri
- Kesehatan mental
- Hubungan mereka dengan orang lain di masa depan
Contoh Perkataan yang Menyakitkan (Meski Sering Dianggap Biasa)
Berikut beberapa kalimat yang sering diucapkan orang tua, tetapi sebenarnya bisa melukai hati anak:
- “Kamu tuh bikin capek aja!”
➤ Anak merasa dirinya adalah beban, bukan anugerah.
- “Dasar bodoh! Gitu aja nggak bisa!”
➤ Anak mulai meragukan kemampuannya sendiri. Lambat laun, ia akan berhenti mencoba.
- “Coba lihat anak itu, pinter banget. Kamu kenapa nggak bisa kayak dia?”
➤ Anak merasa dibandingkan dan tidak cukup baik. Ini bisa memicu rasa iri atau rendah diri.
- “Kalau kamu nakal, Mama tinggal ya!”
➤ Anak belajar bahwa cinta bersyarat dan penuh ancaman.
- “Udah, diam! Jangan nangis terus!”
➤ Anak belajar menekan emosinya, merasa tidak punya hak untuk sedih.
Dampaknya Tidak Sekadar Sesaat
Perkataan yang menyakitkan bisa:
- Membentuk keyakinan negatif tentang diri sendiri
- Menumbuhkan rasa takut akan penolakan
- Memicu kecemasan, stres, hingga depresi
- Membuat anak tumbuh dengan kemarahan terpendam
Yang lebih menyedihkan, anak-anak ini bisa tumbuh dan mengulang pola yang sama saat mereka menjadi orang tua kelak, jika tidak disadarkan sejak dini.
Tidak perlu menjadi orang tua yang sempurna. Yang penting, kita mau belajar dan memperbaiki diri. Minta maaf saat salah, dan tunjukkan bahwa kita juga manusia yang bisa keliru ini adalah pelajaran berharga bagi anak.
Karena kata-kata kita hari ini bisa menjadi sumber kekuatan atau luka bagi anak di masa depan. Maka, berhati-hatilah dalam berbicara. Jangan biarkan emosi sesaat membuat kita mewariskan trauma yang tak perlu. Terkadang, yang anak butuhkan bukan nasihat panjang, bukan hadiah mahal, tapi sekalimat sederhana penuh kasih. Seperti:
“Mama/Papa percaya kamu bisa.”
“Kamu berharga.”
“Nggak apa-apa salah, yang penting kamu mau belajar.”
Jadi mulai hari ini, mari menjadi orang dewasa yang melindungi hati anak, bukan melukainya.
PENULIS: NAFISAH SAMRATUL F.
Info Pemesanan Aqiqah Al Hilal
CS WA Gegerkalong, Cilame 0812 2242 9223
CS WA Cibiru dan Jalan Golf 0877 0034 7724
CS WA Luar Bandung 0811 2233 1008
Aqiqah Al Hilal, Dobel Pahalanya Soleh Anaknya