Aqiqah Madenah – Ayah Bunda, Aqiqah hukumnya sunnah muakkad, artinya sunnah yang sangat dianjurkan. Barangsiapa yang belum melaksanakan aqiqah waktu kecil, maka ia diperbolehkan melaksanakan Aqiqah ketika ia beranjak dewasa dan telah mampu.
Di samping hal tersebut terkadang Ayah dan Bunda masih bertanya-tanya, bagaimana cara mengolah daging Aqiqah yang baik dan benar?
Dilansir dari laman lslami.co dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al Baihaqi, Rasulullah SAW menerangkan bagaimana cara memanfaatkan dan mengolah daging Aqiqah.
Apakah harus dimasak terlebih dahulu sebelum dibagikan? Atau boleh diserahkan dalam bentuk daging mentah saja sama halnya dengan daging qurban?
Dikisahkan oleh Muhammad bin Ali al-Baqir bahwa:
أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ فِى الْعَقِيقَةِ الَّتِى عَقَّتْهَا فَاطِمَةُ عَنِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ : أَنْ تَبْعَثُوا إِلَى الْقَابِلَةِ مِنْهَا بِرِجْلٍ وَكُلُوا وَأَطْعِمُوا وَلاَ تَكْسِرُوا مِنْهَا عَظْمًا
Artinya:
“Dari Muhammad bin Ali al-Baqir bahwa sesungguhnya Nabi SAW berkata tentang aqiqah yang dilakukan oleh sayidah Fatimah radhiyallahu’anha atas Hasan dan Husein radhiyallahu’anhuma, ‘Hendaknya kalian memberikan salah satu bagian kaki dari hewan aqiqah itu kepada suatu kaum, dan makanlah (daging aqiqah itu), dan olahlah, dan janganlah kalian menghancurkan tulang daging aqiqah itu.’” (HR: Baihaqi)
Islam merupakan agama yang begitu sempurna, dimana syariat dan ketetapan Allah SWT beserta Rasul-Nya hingga pada hal yang sangat terperinci, salah satunya adalah apa yang tergambar dalam hadis di atas.
Nabi SAW tidak hanya memerintahkan orangtua untuk mengaqiqahkan anak-anaknya, tetapi juga menerangkan cara bagaimana daging Aqiqah itu diolah dan dimanfaatkan.
Secara tidak langsung yang diterangkan dalam hadis tersebut adalah bahwa cara memanfaatkan daging aqiqah adalah dengan cara dimakan dagingnya, disedekahkan atau dibagikan, namun tidak dijual belikan.
Wallahu’alam bishawab.
Sumber gambar: konsultasisyariah.com
Penulis: Elis Parwati
