Aqiqah Madenah – Sebagian besar di antara kita pasti sudah tak asing dengan yang namanya Stunting, namun beberapa di antara kita masih asing dengan Wasting. Stunting dan wasting (Gizi buruk) merupakan dua gangguan pertumbuhan yang kerap dialami oleh anak-anak. Walaupun keduanya memiliki hubungan erat dengan asupan gizi, tapi keduanya memiliki beberapa perbedaan yang perlu Bunda ketahui.

Mengutip laman detik.com yang menyimpulkan hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, 1 dari 12 anak balita di Indonesia mengalami stunting. Sedangkan 1 dari 5 mengalami wasting. Kedua hal tersebut memiliki dampak yang serius pada kesehatan dan tumbuh kembang anak. Lantas apa bedanya stunting dan wasting? Simak selengkapnya penjelasan berikut.

Perbedaan Stunting dan Wasting

Mengutip dari berbagai sumber, berikut perbedaan pada stunting dan wasting yang perlu diketahui

Stunting merupakan suatu kondisi pertumbuhan pada anak yang mengalami kegagalan karena kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sementara wasting (gizi buruk) merupakan kondisi ketika tubuh tidak memperoleh asupan gizi yang cukup, sehingga kebutuhan dasar pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi tubuh tidak terpenuhi.

Biasanya Stunting disebabkan oleh karena seseorang mengalami kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Umumnya sejak janin dalam kandungan hingga awal kehidupan anak (1.000 Hari Pertama Kelahiran). Stunting juga biasanya disebabkan oleh karena kebutuhan gizi sang ibu tidak terpenuhi ketika masih dalam masa kehamilan. Selain itu adanya pemberian makan bayi yang tidak tepat pada awal kehidupannya.

Sementara wasting atau gizi buruk disebabkan karena seseorang kekurangan gizi dari makanan yang dikonsumsinya. Namun, di sisi lain gizi buruk juga dapat disebabkan oleh karena adanya infeksi penyakit tertentu. Misalnya seperti diare atau kondisi lain yang dapat mempengaruhi nafsu makan dan kemampuan tubuh dalam menyerap nutrisi.

Bagaimana Dampak yang Disebabkan Stunting dan Wasting Terhadap Tumbuh Kembang Anak?

Dari segi dampak, Stunting dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi sulit dalam menyerap pelajaran di sekolah. Stunting juga bisa membuat anak lebih rentan terkena penyakit tertentu. Misalnya osteoporosis, hipertensi, dan jantung koroner. Stunting juga bisa menyebabkan anak mengalami gagal tumbuh. Dengan demikian anak tidak bisa memperoleh kembali tinggi badan yang normal.

Sementara wasting dapat mempengaruhi perkembangan otak anak dan mengganggu pertumbuhan fisik. Selain itu anak yang mengalami gizi buruk juga dapat lebih rentan terkena penyakit. Sebab mereka memiliki imun tubuh yang lemah.

Dikutip dari laman detik.com, anak dengan gizi buruk memiliki risiko kematian 12 kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang memiliki gizi baik. Hal ini disebabkan oleh sistem imun yang rendah membuat penyakit infeksi yang mereka derita akan lebih parah dan sulit untuk disembuhkan, sehingga dapat menyebabkan kematian.

Seperti Apakah Gejala yang Dialami Anak yang Mengalami Stunting dan Wasting?

Anak yang menderita stunting, biasanya akan menampakkan gejala ketika ia menginjak usia dua tahun. Gejalanya biasanya berupa memiliki tubuh yang dominan pendek dibanding anak seusianya.

Selain itu stunting juga dapat ditandai dengan pertumbuhan tulang yang tertunda, wajah tampak lebih muda untuk anak-anak seusianya, bahkan ia juga memiliki berat badan lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak yang seusianya.

Sementara anak yang mengalami wasting akan memiliki gejala seperti kurus atau memiliki berat badan yang rendah untuk seusianya. Selain itu, juga akan ditemukan gejala lainnya seperti kulit kering, rambut tipis, lemah, perut terlihat buncit, dan memiliki imun yang rendah sehingga ia lebih rentan terkena penyakit.

Bunda, yuk terapkan pola hidup sehat untuk memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi si kecil sejak mereka berada dalam kandungan Bunda. Sehingga, kita dapat meminimalisir angka stunting dan wasting anak-anak di Indonesia. Semoga informasi ini bermanfaat!

Sumber gambar: kompas.com

Penulis: Elis Parwati

Kategori: Blog